Jumat, 01 Agustus 2014



Namaku amir 24 tahun. ini adalah pelampiasan sex pertamaku dengan seorang murid madrasah tsanawiah setingkat smp di kota padang panjang. sebuah pengalaman indah terlarang yang sampai kini masih ku pendam. cerita ini bermula ketiak aku menjadi pengelola kos-kosan murid madrasah smp. begini ceritanya.
Sejak kecil aku tinggal di kota padangpanjang. disampig rumahku ada sebuah madrasah tsanawiah di kota padang panjang. banyak dari muridnya berasal dari kota sekitar sumaterabarat dan juga ada beberapa yang berasal dari luar proppinsi. maklum madrasah tersebut cukup terkenal dengan mutu pendidikannya selain lingkungan yang kondusif untuk pelajarnya. pada dasarnya madrasah itu memiliki asrama putri namun sebagian kecil dari mereka memilih untuk tinggal di kos-kosn sekitar sekolah.
Sejak tahun 2009 kami pindah kekota padang karena ayahku yang dulunya pengajar di madrasah tersebut di pindah tugaskan ke kanwil propinsi deparetemen agama dipadang. dan rumahku itu dijadikan kos-kosan cewek pelajar madrasah tersebut. aku hanya 1 tahun tinggal dipadang untuk menyelesaikan sekolah SMA ku. kemudian aku melanjutkan kuliah di salah satu pergurian tinggi seni di kota padang panjang, artinya aku kembali kekota kecilku dulu. namun sementara aku tidak tinggal di rumah melainkan tinggal ditempat kos disamping kampus ku. selain dekat aku juga merasa lebih bebas jika tinggal sendiri. sesekali aku kerumahku yang lama untuk menagih uang kos bulanan kepada penghuninya yan semuanya cewek.
Setelah 3 tahun melepas rumah tersebut begitu saja kepada gadis-gadis abg tersebut, rumah kami menjadi tidak terawat dan kotor. lalu ibuku memutuskan menyuruhku untuk tinggal disana sebagai pengelola. disinilah awal ceritaku.
Rumah kami memiliki 4 kamar. 3 kamar disewakan untuk pelajar putri madarasah masing2 masing diisi oleh 2 orang, total ada 6 orang pelajar disana. 4 orang murid kelas 3 (cantika, bibah, yaumil, dan tiara) dan 2 orang murid kelas 1 (rizi dan naomi). 
Awalnya tidak ada yang aneh. aku bersikap layaknya seorang pengelola kos dan kakak yang baik bagi mereka. mengingatkan makan dan belajar, membantu membersihkan rumah disamping kegiatan kuliahku. awal pertemuan kami biasa saja hanya saja  rizi murid kelas satu itu terlihat lebih ramah dan pandai mengambil hatiku. dengan caranya rizi lebih patuh kepadaku dibanding penghuni yang lain. untuk imbalannya hampir tiap malam aku membimbingnya belajar.akupun senang melihat minatnya yang cukup kuat dalam belajar terlebih rizi juga cukup pintar menurutku. aku senang membimbingnya belajar disamping kegiatan kuliahku sehari-hari.
Tak terasa setelah 6 bulan berlalu aku melihat perubahan fisik yang menarik dari rizi. dada gadis 12 tahun itu yang dulunya rata, sekarang sudah mulai ada 2 tonjolan kecil seperti sebesar kelereng. aku hanya tersipu ketika melihat rizi sesekali memakai baju kaos oblong di rumah. dia juga mulai memperhatikan dandanannya sepertinya gadis kecilku itu sedang bersiap untuk beranjak dewasa. Pada dasarnya bentuk tubuh rizi nyari proporsinal, kulit putih, tangan yang mulus dan perawakan imut. namun saat itu aku belum terpikir apa-apa. 
Hubungan kami semakin baik, sering bercanda sesekali aku membelai kepalanya dan mencubit hidungnya jika ngeyel saat belajar denganku namun sepertinya 4 orang seniornya yang lain tidak menyukai kedekatan kami. akibatnya rizi agak sedikit di kucilkan. untungnya  rizi adalah anak yang cuek dia tidak menghiraukan seniornya tersebut dan itu  malah membuat hubungan kami semakin dekat.
Akhirnya tibalah saat yang membanggakanku, pada akhir semester kenaikan kelas dia mendapat peringkat  tertinggi kedua di kelasnya, padahal pada semester sebelumnya dia hanya mendapat peringkat 8.
Siang itu rizi berteriak memangilku, rizi: kakak... kakak..., aku yang waktu itu ada didapaur merasa heran dan menoleh ke luar, ada apa zi..?? kata ku, rizi dapat rangking 2 kak... sautnya kembali... oh ya... coba liat..? kata ku...  ternyat benar, akupun langsung memberikannya selamat dengan mendekap dan menggosok-gosok kepala dan punggung rizi. tak sengaja dadanya menempel di tubuhku aku merasa ada yang semakin tumbuh sebesar didadanya seperti setengah bola kasti, aku seperti tidak yakin dan mendekapnya kembali untuk memeastikan. pada pelukan kedua aku memberi sedikit tekanan termasuk di pingganya. saat itu paha kananku tepat berada di antara pahanya. aku juga merasa ada yang hangat di antara kedua paha kecil tersebut. penisku mulai mengeras ingin rasanya berlama-lama memeluk rizi, namun sepertinya rizi mulai risih dan akupun melepas dekapanku sambil mengecup kepalanya aku berkata. ya udah... hari ini rizi mau pulang kampungkan...? buruan beresin barangnya truz kasih tahu mama di rumah... truz kalau libura dirumah jangan lama lama ya...? aku tersenyum kepadanya.sambil tersipu malu rizi pun melaksanakannya...
Sejak saat itu perasaanku benar-benar bergelora, melihat gadis kecilkku sudah tumbuh menjadi bidadari indah yang sexy. khayalanku melayang-layang berharap bisa meremas remas payudara kecil tersebut. aku semakin bersemangat membimbingnya belajar, suasanyapun semakin kondusif karena 4 orang seniornya dulu sudah lulus dan melanjutkan ke sekolah menengah atas. digantikan oleh 4 orang murid kelas 1 yang baru. sayangnya rizi sedang libur dikampungnya
Setelah 1 minggu libur di kampungnya, pada minggu siang yang gerimis itu sekitar pukul 11  aku mendengar suara rizi dari luar,  assalamualaikum... kak.. kakak..  tidak biasanya penghuni kos-an datang siang begini, biasanya mereka datang pada sore atau pagi hari seninnya. aku yang saat itu mengerjakan tugas kuliah langsung menutup pekerjaankku dan membukakan pintu, jantungkupun berdegup kencang  tidak satupun ada di rumah fikiranku kotorku berjalan sepertinya ini kesempatan emas, kontolku langsung membesar.
Bidadari kecilkku telah kembali karena diluar mulai hujan aku segera merengkuh bahunya masuk kedalam sambil bertanya tentang perjalannaany kesini. kamipun larut dalam perbincangan kecil, rizi tiba-tiba ia membuka tasnya didalamnya ada oleh-oleh untukku dari mamanya untukku. sepertinya rizi menceritakan belajar privatnya denganku setiap malam yang menjadikan prestasinya meningka rizi: ini kak kipang kacang oleh oleh dari mama.. kata rizi. akupun tersenyum mengucapkan terimakasih  dengan membelai pipi kanannya. rizi tersipu. aku : ya udah.. sekarang rizi ganti baju dan bersihin kamarnya ya.? abis itu main kekamar kak ya...! kak mau mandi dulu... tanpa pikir panjang rizi mengannguk dan mengucapkan ok boss..
Setelah selesai mandi dengan jantung berdegup kencang aku berusaha tenang  melangkah kekamar rizi dan pemperhatikannya membersihkan kamar senyum. nafsuku sudah semakin tinggi melihat tonjolan di kaos oblongnya. ngapain kak..? tanya rizi, aku balik bertanya udah siap beresin kamarnya..? nich baru aja siap.. yuk main kekamar kakak yuk.. kata ku sambil mendekatinya, rizi : ngapain..? aku: udah.. ikut aja... ntar juga dikasih tahu... sambil memegang kepalanya dengan lembut. 
Kebetulan di kamarku ada sofa, aku mengajak rizi duduk berdua disofa tersebut, kami hampir berhimpitan sambil memeluk bahu kanannya aku mengajak rizi ngobrol tentang kegiatannya saat liburan. aku: liburan rizi dirumah ngapai aja..? asyik g'..? dirumaah g' ngapa-ngapain kak.. bosen.. saut rizi, dengan nafas separo terengah-engah aku bertanya, emang dirumah ada siapa aja..? rizi berkata, ada si adit, ama tito doank.. nafsuku sudah tak terbendung lagi, aku memeluknya lebih erat, rizi terlihat heran. aku berkata, ya udah, sekarang rizi kak ajarin permainan ya.. 
Tanganku langsung beranjak kebawah ketiaknya dan langsung meremas-remas payu daranya yang masih setengah bola kasti. awalnya rizi menolak "ih.. kakak ngapain.. rizi geli kak.. tapi aku terus saja meremas-remas dadanya "sst.. diam aja lah.. beberapa sat kemudian rizi mulai berhenti meronta, dimatanya ada tatapan kosong kedepan, setelah sekitar 5 menit aku memijit payudaranya rizi seperti memberi izin dengan sedikit mengangkat tangannya ke atas dan mulai berdesah, sambil meremas dada dan mengecup bahunya aku bertanya, gimana enak kan..?? rizi hanya diam sesekali terlihat matanya terpejam menikmati pijitan lembutku didadanya..
Tanpa memberinya waktu untuk berfikir aku memasukkan tanganku kedalam baju kaosnya dan langsung meraih tonjolan kecil itu dibalil tengtop yang digunakanya, rizi semakin mendesah auwh.. ah...  aku mengangkat baju rizi keatas, melihat 2 bukit kceil yang putih, mulus dengan puting susu yang merah jambu akupun langsung melumatnya, rizi merinth... ahh... aduh.. kh..kak.. sst... nenen zi di apa in kak..?? sambil menggeliat... setelah puas aku menatap kembali matanya, aku semakin bersemangat dan rizi terlihat semakin memberi izin untukku melumat paudara kecilnya itu, sepertinya naluri kewanitaannya sudah penuh berfungsi.
Sesaat setelah itu aku berkata zi.. buka baju nya gih..? sambil melepas baju kaosnya itu.. rizi  hanya menurut dengan sedikit tatapan aneh.. sambil meremas terus bukit kecilnya aku juga membuka celana pendekku hingga celana dalamku pembungkus batang terlihat menonjol, aku melihat tatapan rizi tertuju kesana dan sesekali terasa tangannya mencoba manyentuh kontol ku walau masih sangat ragu. telihat nafas rizi terengah-engah ketika kembali aku melumat payu daranya.
Tak lama kemudian aku berusaha melepaskan tali celanaya tangan kiriku langsung memegang kedalam celana dalamnya.. rizipun merintih dan menggeliat seperti ular, ach.. awh... adhuh kak... sakit.. kak...  dengan mata merem melak dia berusaha melepaskan tanganku dari vaginanya namun aku malah mengarahkan tangan mungil itu ke kontolku... aku mulai melorotkan celanaya kebawah, hingga akhirnya hanya tersesia celana dalam yang separo melorot, aku dapat melihat dengan jelas seluruh bentuk vaginanya yang belum ditumbuhi bulu, putih dan agak sedikit tembem tapi terlihat masih mengapit, dengan hiasan itil kecil ditengahnya. aku terus mempermainkan  vagina mungilnya perlahan rizi mulai membiarkanku dia tersandar dipelukanku dengan mata separo terpejam dan sedikit merintih...
Aku membuka seluruh pakaianku dan lalu melepaskan celana dalam rizi, saat itu kami tidak ditutupi sehelai benangpun. rizi tertegun melihat kontolku yang berdiri tegak di hadapannya, aku berusaha untuk melihat kemaluaannya dari dekat, tapi sepertinya rizi sedikit ragu, dia mangapit kedua pahanya. rizi: kak... zi takut... akupun berusaha menenangkannya, dengan mengusap kepalanya, udah g' apa-apa.. jawabku sambil kembali membelai vaginanya yang sudah basah. tak lama kemudian rizipun kembali larut dalam kenikmatan surga dunianya, perlahan ia mengangkankan pahanya untukku, aku berpindah posisi, mencari tempat yang pas untuk bisa menjilati vaginanya, memainkan itilnya dengan lidahku, rizi mendesah dan merintih.. ahhh... sstt.. uchh...  tapi itu hanya membuatku semakin bergairah... sesekali ia mengangkat pinggangnya... aku merasakan vaginanya semakin dibanjiri cairan getah...
Setelah puas menjilati vaginanya aku mengarahkan kontol ku kehadapannya, aku mengambil tangannya untuk membelai batangku, dengan sedikit tersenyum rizi menurut, namun tatapannya tidak bisa berhenti berkedip melihat batangka.  tak lama kemudian aku mengarahkan baangku ke mulutnya. awalnya rizi sepertinya agak jijik untuk menghisap batangku, bibirnya ditutup rapat namun aku tetap berusaha menyentuhkan kontolu kebibir mungilnya itu. setelah beberapa kali percobaan akhirnya perlahan rizi membuka mulutnya dan sedikit demi sedikit mulai melumat batangku, sungguh kenikmatan yang sepertinya tidak akan aku dapatkan ditempat lain.
Gairahku semakin tak tertahankan, aku mengajak rizi untuk berbaring di atas kasurku... seperti sudah mengerti rizi mengiuti kemauanku. aku mulai beraksi diatas tubuhnya. perlahan kugosok-gosokkan kontol ku ke vaginanya. rizi semakin mendesah sst... ahh... aku berusahan membari tekanan di vagina rizi dengan senjataku.  tiba-tiba aku terkejut ketika rizi merintih seperti orang kesurupan, rupanya kepala penisku sudash masuk ke vaginanya. aku encabut kembali penisku.
Usahaku tak berhenti disitu, beberapa kali percobaan menembus keperawanannya gagal karena lobang kenikmatannya yang kecil dan cairan basah licin semakin banyak, semakin mempersulit kontolku untuk masuk. lalu akumengarahkan batangku dengan bantuan tangan. rizi tak berhentih mendesah dan merintih ketika separo batangku masuk ke lubang kenikmatannya, sesekali ia memegang pinggangku dan sesekali juga ia menggigit jari sendiri. aduh...ahh... sstt... sakit kak... ssst... 
Aku memberi tekanan-tekanan kecil terhadap lubang itu, rasanya sangat nikmat ketika separo batangku sudah masuk. tiba tiba rizi meronta seperti ingin duduk... aw.. ah... tunggu kak...sstt... rizi pengen pipis... katanya...  aku memakin memperkuat tekananku dan berbisik... sssttt. diam... benar saja, sejumlah cairan panas menyembur dari kemaluannya rizi mengalami orgasme lagi.
Rizi kembali terkapar mengikuti irama enjotanku, saat itu batang ku sudah msasuk semuanya. aku seperti tidak rela untuk melepaskannya. begitupun rizi, tangannya semakin erat memegang pinggangku dan aku semakin benar-benar menindihnya.  tidak ada fikiran kami yang bekerja saat itu, hanya naluri kejantananku dan naluri kewanitaan rizi yang berkuasa.. nafas kami semakin terengah engah berusaha untuk mencapai puncak kenikmatan. kami benar-merasa seperti kesurupan memberi enjotan terhadap kedua alat kelamin kami.
Setelah beberapa saat akirnya kami hampir menuju puncak kenikmatan. aku memberi tekanan yang lebih, rizi terus merintih sambil memegang punggungku beberapa saat kemudian rizi seperti berusaha mengangkat pinggangnya dengan rintihan yang agak sedikit keras... ihh... ahhh... mmhhh.... dan croot... rizi menumpahkan semua cairan hangatnya dibatangku, disaat yang hampir bersamaaan aku juga mencapai orgasme, dan akupun menumpahkan semua cairan spermaku di dalam rahimnya. kamipun berpelukan untuk menghabiskan sisa-sisa kenikmatan surga itu.
Aku mencabut tancapat batangku dari vaginanya. sedikit membelai rambutnya dan kami sama-sama terkapar. dibatangku menempel darah keperawanannya, begitupun vagina rizi terlihat bercak merah. setelah beberapa saat istirahat, tanpa pakaian aku mengajak rizi kekamar mandi untuk membersihkan vaginanya, aku membersihkan kontolku dengan air. sambil membantu menuangkan air aku mengusap rambutnya dan bertanya sakit ya zi...?? sambil menyeringis rizi menjawan iyah kak... aku berusaha menenangkannya dengan membelai kepalanya dan mengajaknya mengenakan pakaian kembali. 
Setelah selesai aku memeluknya kembali. rasa puas dan takut terpancar dari wajah rizi. aku berusaha menenangkannya dan kembali duduk di sofa dan berkata. aku: sakit ya yang tadi...?? rizi: ia kak... sambil memegang tanganku. aku : tapi tadi enak g'...?? rizi mengangguk "hu'uh... tadi kita ngapain kak..? kok rasanya gitu...??" akupun lega... udahlah... yg penting rizi jangan bilang siapa siapa ya...?? rizi: kenapa..?? aku : ntar kalau ada yang tahu kita bakal kena marah sama mama...ya zi..?? sambil mendekap pipinya didadaku. rizipun mengangguk. nanti kalau rizi mau main lagi boleh, tapi jangan bilang siap siapa ya...?? tanya ku...

Tak lama kemudian rizi beranjak kekamarnya, aku melihat rizi terbaring di rajangnyna dan terpulas tidur. akupun terasa sangat lelah dan kembali kekamarku ntuk tidur...

cerita kami masih berlanjut... tunggu cerita berikutnya ya...??